Jumaat, 21 Februari 2014

DAN BILA MR.RIGHT - Bahagian 18

AINA bergegas keluar dari rumahnya setelah Iqbal menelefon dan memberitahunya yang dia sedang menunggu Aina di dalam keretanya di garaj luar rumah banglo milik keluarga Aina. 

" What's up, Pokcik Hulk? " Tanya Aina yang memakai baju tidur dan rambutnya di tutup dengan tudung ekspres yang berwarna merah jambu. 
" Ikut Iq jalan. Cepat tukar baju. " Jawab Iqbal yang kelihatan amat kacak yang memakai baju kemeja putihnya. 
" Abah dan mama belum balik dari kedai lah.. Aku tak boleh ikut kau tanpa izin mereka. " Balas Aina melalui tingkap kereta Nissan Fairlady z Iqbal. 
" Iq dah minta izin kat mama dan abah. " Kata Iqbal. 
" Mama dan abah sape? " Soal Aina dengan dahi yang berkedut. 
" Mama dan abah Aina lah. Sape lagi. " Ujar Iqbal. 
" Bila? " Soal Aina. 
" Baru tadi.. " Jawab Iqbal. 
" Mama dan abah kata ape? " Soal Aina lagi. 
" Boleh. Asal jangan balik lewat.. " Kata Iqbal yang tersenyum. 
" Mama ada kata pukul berapa mereka balik tak? " Soal Aina kali ke empat. 
" Nur Aina Muslihah. Stop asking me questions. Mengalahkan detektif Iq tengok. Lewat dah ni. Pergi tukar baju. " Kata Iqbal yang memandang Aina dari luar tingkap keretanya. 
" Aku tak nak tinggalkan Tom seekor diri kat rumah. " Ujar Aina yang bermuka sedih. 
" Seekor diri? " Soal Iqbal dengan ketawa yang kecil. 
" Yelah.. takkan ' seorang diri ' kot. " Jawab Aina. 
" Tom dah besar. Pandailah dia jaga diri dia... Nanti Iq beli makanan Tom sebagai tanda meminta maaf kami tinggalkan Tom ' seekor diri ' tadi. Tukar baju awal ni. Okay? " Pujuk Iqbal yang senyum sehingga menampakkan lesung pipit di pipi kanan dan kirinya. 
" Okay... Tapi kita nak pergi mana ni? " Tanya Aina. 


" AUNTIE, Iq mana? " Soal Nadia dengan manja. 
" Kejap lagi datanglah Iq tu.. " Jawab Puan Afifah dengan nada lembut. 

Keluarga tuan Haji Abdullah Timothy kini berada di dalam rumah Puan Zainab iaitu kakak sulung kepada Puan Afifah dan juga ibu angkat kepada Nadia. Mereka di ajak untuk makan malam di rumah mereka. Kaliyshah mengasingkan diri yang menunjukkan sikap tidak minat untuk berada disitu. 

" Assalammualaikum.. " Ujar Iqbal yang berada di pintu luar dan masuk ke dalam rumah puan Zainab. 

That's Iq..! Akhirnya datang juga my future husband.. Kata Nadia didalam hatinya dan tersenyum. Tetapi senyumannya menjadi tawar apabila melihat Aina berada di belakang Iqbal. 

" Waalaikumsalam.. " Serentak mereka menjawab. 
" Waalaikumsalam. I knew you would bring akak Aina along! " Kata Kaliyshah yang tiba - tiba ceria dan memeluk Aina. Mereka semua tersenyum melihat Aina kecuali Puan Zainab dan Nadia yang bermasam muka. 

" Paklong Sham mana? " Soal Iqbal. Sopan. 
" Pergi New zealand ada urusan. Kan kak Nab? " Soal Afifah kepada akaknya. 
" Seminggu dua balik lah tu. " Jawab Puan Zainab. 
" Maklong tak keberatan kan.. Iq bawa Aina dinner kat sini sekali? " Soal Iqbal. 
" Course not.. " Puan Zainab mengelengkan kepalanya dengan berat sekali. Nadia masuk ke dapur apabila dirinya seperti tunggul di situ. 

" Iq, Nadia masak ayam buttermilk kesukaan Iq. Penat dia masak. Iq makan nanti, ya? " Ujar Puan Zainab. Iqbal tersenyum paksa. 
" Minta maaf lah ya, makanan belum lagi di hidangkan. Maklumlah takut sejuk nanti. " Ujarnya lagi. 
" Biar saye tolong Nadia kat dapur. " Pelawa Aina yang meluru masuk ke dapur bersama Kaliyshah. Iqbal memerhatikan mereka. 

Baru sahaja Aina melangkah masuk ke dapur. Aina terdengar bunyi sesuatu yang pecah. Aina melihat seorang perempuan yang sedikit berumur dan berbangsa indonesia sedang terduduk kaku. Tangannya di penuhi dengan darah dan dia mengeluarkan airmata. Di lantai tempatnya terduduk kelihatan makanan ayam buttermilk jatuh di lantai bersama pinggannya yang pecah. 
" Hoi! Kau tau tak makanan tu untuk Iqbal! Yang kau gugurkan buat ape? Mana kau simpan otak kau! Esok pergi balik negara kau! Menyusahkan! " Gertak Nadia yang menarik hujung rambut pembantu rumahnya. 
" Ya Allah.. Nadia! Apa kau buat ni? " Soal Aina yang terkejut dan menepis tangan Nadia yang menarik rambut pembantu rumahnya. 
" Stay there, sayang. Ada kaca." Kata Aina kepada Kaliyshah apabila melihat Kaliyshah yang ingin mendekatinya. 
" Apa aku buat? Kuli ni menyusahkan aku! Yang kau bela perempuan miskin dan cengeng ni, kenape? " Soal Nadia dengan suara yang keras. 
" Dia bukan kuli Nadia! Dia salah seorang hamba ALLAH! Hamba ALLAH! Dia keluarga kita sesama Islam! Walaupun dia miskin tapi dia cari rezeki yang halal! " Balas Aina yang sedih melihat pembantu rumah Nadia dan menekan darah yang keluar dari tangannya menggunakan tuala dapur. 

" Bik.. kemas baju kamu. Mulai sekarang ini bibik kerja di rumah Iqbal. " Kata Iqbal yang tiba - tiba saja berada di permukaan pintu dapur bersebelahan dengan Kaliyshah. Aina menolong pembantu rumah itu untuk bangun dan di sambut oleh Iqbal di sebelah Aina. Nadia menunjukkan reaksi terkejut dan malu. Pasti Iqbal mendengar kata - kata kesatnya kepada pembantu rumahnya tadi. 
" Iq..! " Jerit Nadia. Tetapi Iqbal mengendahkannya. Mereka bertiga berlalu dari situ. Kaliyshah mengikuti mereka. 


*********************** BERSAMBUNG KE BAHAGIAN 19 
*********************** 

Tiada ulasan:

Catat Ulasan